Info Kesehatan
Kamis, 25 Maret 2021
Cek Kekebalan Tubuh dari COVID-19 dengan Tes Antibodi Kuantitatif
LinkSehat - Penyintas COVID-19 yang telah berhasil melawan infeksi memiliki plasma yang mengandung antibodi COVID-19. Adanya antibodi menjadi salah satu cara bagi sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus saat Anda sakit. Jadi, plasma penyintas COVID-19 mungkin dapat digunakan untuk membantu orang lain yang sedang melawan penyakit tersebut.
Sebelum mendonorkan plasma, Anda perlu melakukan tes antibodi kuantitatif COVID-19 untuk melihat adanya antibodi di dalam tubuh dan juga perlu memenuhi kriteria untuk mendonorkan plasma. Apa itu tes antibodi kuantitatif COVID-19? Bagaimana cara kerjanya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Tes Antibodi Kuantitatif COVID-19?
Tes antibodi kuantitatif COVID-19 adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi, khususnya antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2 yang merupakan virus penyebab COVID-19.
Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh saat mendeteksi zat berbahaya yang disebut antigen. Contoh antigen termasuk mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus) dan bahan kimia.
Tes antibodi kuantitatif dapat dilakukan kepada penyintas COVID-19 atau orang-orang yang sudah pernah terinfeksi SARS-CoV-2 dan orang yang sudah divaksinasi. Tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur antibodi pada saat donor plasma konvalesen yang ditransfusikan.
Apa Itu Plasma Konvalesen?
Konvalesen mengacu pada siapa saja yang sembuh dari suatu penyakit. Plasma adalah cairan kuning dari darah yang mengandung antibodi. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh tubuh sebagai respons terhadap infeksi.
Plasma dari pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 mungkin mengandung antibodi terhadap virus SARS-CoV-2. Memberikan plasma konvalesen kepada orang-orang yang dirawat di rumah sakit yang sedang melawan COVID-19 dapat membantu mereka pulih.
FDA telah mengeluarkan aturan penggunaan darurat plasma konvalesen yang akan digunakan pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan sedang diselidiki untuk pengobatan COVID-19.
Berdasarkan bukti ilmiah yang tersedia, FDA menyimpulkan bahwa produk ini mungkin efektif dalam mengobati COVID-19 dan memiliki manfaat potensial yang lebih besar daripada risiko yang diketahui.
Apakah Penyintas COVID-19 Bisa Menyumbangkan Plasma?
Orang yang telah pulih sepenuhnya dari COVID-19 setidaknya selama dua minggu sebaiknya mempertimbangkan untuk mendonasikan plasma. Ini sangat berguna untuk membantu menyelamatkan nyawa pasien lain.
Plasma konvalesen COVID-19 hanya boleh dikumpulkan dari individu yang sudah pulih dan memenuhi syarat untuk menyumbangkan darah. Individu harus memiliki diagnosis COVID-19 sebelumnya berdasarkan riwayat tes laboratorium dan memenuhi kualifikasi donor lainnya. Seseorang harus mengalami penyembuhan sempurna (tanpa gejala) minimal 14 hari sebelum mendonorkan plasma.
Cara Kerja Tes Antibodi Kuantitatif COVID-19
Prinsip tes antibodi kuantitatif COVID-19 menggunakan pemeriksaan laboratorium imunoserologi pada sebuah alat autoanalyzer. Alat ini berfungsi untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap SARS-CoV-2 di dalam tubuh. Tes ini juga disebut dengan Electrochemiluminescence immunoassay (ECLIA).
ECLIA adalah metode pengukuran kuantitatif untuk antigen atau antibodi berdasarkan perubahan sinyal electrochemiluminescence (ECL) sebelum dan sesudah imunoreaksi. Oleh karena kemudahan penggunaan dan kombinasi pemeriksaan yang baik, maka ECL dapat menjadi strategi pemeriksaan yang baik d masa pandemi ini maupun di masa yang akan datang.i
ECLIA akan mendeteksi, mengikat, dan mengukur antibodi netralisasi. Antibodi netralisasi adalah antibodi yang berkaitan pada struktur protein spike SARS-CoV-2. Protein spike merupakan protein yang tersebar di permukaan virus. Sebelum virus memasuki sel tubuh, dengan menggunakan label yang berkaitan spesifik dengan antibodi netralisasi, maka kadar antibodi dapat diperiksa. Jenis sampel yang bisa digunakan dalam tes ini adalah sampel serum dan plasma dari vena.
Syarat Tes ECLIA
Tidak ada syarat khusus sebelum Anda melakukan tes antibodi kuantitatif COVID-19. Tidak ada batasan usia, jenis kelamin, ras, atau riwayat penyakit sebelumnya yang memengaruhi tes ini. Semua orang dapat melakukan tes antibodi kuantitatif COVID-19.
Untuk penderita komorbid, autoimun, atau penyakit lainnya sebaiknya tidak melakukan tes ini karena belum ada bukti yang jelas dari penelitiannya. Tetapi saat ini telah dilakukan penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dari hasil kadar antibodi setelah terinfeksi COVID-19 yang lebih signifikan pada pasien yang mengalami gejala berat daripada yang mengalami gejala sedang, ringan, atau tidak bergejala sama sekali.
Hasil Tes Antibodi Kuantitatif COVID-19
Tingkat akurasi suatu tes antibodi dipengaruhi oleh seberapa sensitif dan spesifik alat dan metode yang digunakan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2.
Berdasarkan uji penelitian yang ada, tes antibodi kuantitatif COVID-19 memiliki tingkat akurasi 99% hingga 100%. Tidak ditemukan reaksi silang dengan infeksi atau penyakit kronis lainnya selain penyakit COVID-19.
Tingkat sensitivitas tes antibodi kuantitatif COVID-19 ini cukup tinggi, yaitu mencapai 98% hingga 100% setelah 14 hari divaksinasi atau setelah terinfeksi COVID-19.
Mengapa Perlu Tes Antibodi Kuantitatif COVID-19?
Tes antibodi digunakan untuk mengetahui apakah sistem kekebalan tubuh telah menghasilkan antibodi sebagai respons terhadap infeksi.
Anda mungkin dapat mempertimbangkan tes antibodi untuk mengetahui apakah tubuh Anda telah menghasilkan antibodi spesifik COVID-19 sebagai respons terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 sebelumnya.
Sementara tes antibodi terhadap coronavirus lainnya hanya menyatakan hasil “positif” dan “negatif”, tes antibodi kuantitatif ini akan memberikan hasil numerik untuk menunjukkan tingkat antibodi spesifik COVID-19 di dalam darah. Berikut ini alasan mengapa Anda memerlukan tes antibodi kuantitatif COVID-19:
1. Mengetahui kekuatan respons antibodi
Faktor yang paling menarik dari tes ini adalah kemampuannya untuk memberi tahu apakah Anda memiliki respons kekebalan yang sangat kuat, kuat, sedang, atau lemah terhadap infeksi COVID-19 sebelumnya.
Hasil negatif menunjukkan bahwa antibodi tidak ditemukan di dalam darah.
2. Mendeteksi antibodi IgG dan IgM
Kebanyakan tes antibodi hanya mendeteksi antibodi IgG, sedangkan tes antibodi kuantitatif mencari antibodi IgG dan IgM. Tes ini sangat berguna untuk siapa saja yang belum membentuk antibodi IgG yang dapat dideteksi tetapi telah menghasilkan antibodi IgM.
3. Mengukur perubahan tingkat antibodi dari waktu ke waktu
Karena menghasilkan nilai numerik, hasil tes ini memberikan tingkat dasar untuk pengujian antibodi di masa mendatang. Jika Anda memutuskan untuk menjalani tes lagi, Anda dapat mengidentifikasi apakah tingkat antibodi Anda naik atau turun. Hal ini akan membantu menentukan kerentanan tubuh Anda terhadap infeksi di masa mendatang.
4. Divalidasi dalam kasus COVID-19
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Inggris terhadap 107 kasus, hanya satu yang dirawat di rumah sakit sehinggaes antibodi kuantitatif dikatakan dapat mendeteksi antibodi pada kasus COVID-19 yang asimtomatik dan ringan.
5. Tes antibodi penetral
Tes antibodi penetral (respons alami tubuh terhadap patogen asing) menentukan apakah darah tempat antibodi terdeteksi mampu mencegah virus masuk dan menginfeksi sel. Saat ini, tes antibodi kuantitatif adalah satu-satunya tes antibodi di Inggris yang menunjukkan bahwa tingkat antibodi yang tinggi mengindikasikan tingkat aktivitas penetral yang tinggi.
Apabila Anda mengalami gejala COVID-19, jangan ragu untuk Konsultasi Dokter Online atau daftar swab antigen / PCR di LinkSehat. Download Sekarang.
Medical Assistance kami siap bantu:
- https://www.better2know.co.uk/blog/why-you-should-consider-our-quantitative-covid-19-antibody-test/
- https://www.fda.gov/emergency-preparedness-and-response/coronavirus-disease-2019-covid-19/donate-covid-19-plasma
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/20/100200223/kekebalan-penyintas-covid-19-bisa-dites-dengan-eclia-apa-itu-?page=all
- https://medlineplus.gov/ency/article/002223.htm
- https://www.sciencedirect.com/topics/biochemistry-genetics-and-molecular-biology/electrochemiluminescence
Nilai Artikel Ini
Artikel Terkait
20 Mitos dan Fakta tentang COVID-19
Dikumpulkan dari situs resmi WHO dan informasi yang berkembang di masyarakat, berikut ini mitos dan Baca Selengkapnya...