HIV dan AIDS

Kamis, 28 November 2019

HIV dan AIDS

LinkSehat - HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

CD4 adalah salah satu jenis sel darah putih yang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, semakin lemah kekebalan tubuh manusia sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

AIDS (acquired immune deficiency syndrome) merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV, terjadi ketika infeksi virus HIV tidak segera ditangani. Infeksi HIV berkembang menjadi AIDS bila hasil hitung sel CD4 berada di bawah 200 sel per milimeter kubik darah.Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Gejala HIV

Penderita jarang menyadari adanya infeksi virus HIV. Hal ini dikarenakan gejala yang muncul mirip dengan penyakit flu dan seringkali hilang timbul. Yang penting diingat adalah, gejala muncul ketika jumlah virus HIV di aliran darah cukup tinggi.

Secara umum, gejala awal infeksi HIV meliputi:

  • Demam dan menggigil
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Muncul ruam di kulit
  • Nyeri sendi dan otot
  • Kelenjar getah bening membengkak
  • Sakit tenggorokan dan sariawan

Setelah beberapa bulan, virus HIV akan terus berkembang hingga merusak kekebalan tubuh (tahap laten). Gejala pada tahap ini meliputi:

  • Berat badan turun
  • Diare
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Berkeringat terus-menerus (terutama pada malam hari)
  • Kelenjar getah bening semakin membengkak
  • Sakit kepala
  • Tubuh terasa lemah

Apabila penderita tidak segera ditangani pada tahap laten, virus HIV akan terus berkembang hingga masuk ke tahap akhir, yakni AIDS. Sistem kekebalan tubuh pada tahap AIDS sudah sangat lembah, sehingga penderita lebih mudah terserang infeksi lain. Gejala AIDS meliputi:

  • Demam lebih dari 10 hari
  • Diare kronis
  • Sesak napas
  • Tubuh terasa lemah
  • Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
  • Berkeringat pada malam hari
  • Muncul ruam atau bintik di kulit
  • Muncul bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus
  • Muncul bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang
  • Mudah memar atau berdarah tanpa sebab
  • Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
  • Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan

Apabila Anda punya pertanyaan atau keluhan terkait HIV/AIDS, jangan ragu untuk Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.

Penyebab HIV

Sudah disebutkan bahwa HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus HIV. Anda tidak akan tertular HIV hanya dengan duduk bersebelahan, makan bareng, bersalaman, atau berpelukan. Namun, Anda berisiko tinggi tertular HIV jika:

  • Berhubungan intim dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan tidak menggunakan kondom. HIV bisa menular melalui hubungan seks vaginal maupun dubur (anal).
  • Berbagi jarum suntik alias menggunakan jarum suntik bekas.
  • Penularan dari ibu ke anak saat kehamilan, persalinan, dan menyusui.
  • Transfusi darah. Risiko ini sangat jarang terjadi karena saat ini, darah dari pendonor sudah diuji kelayakannya.

Diagnosis HIV

Untuk memastikan apakah Anda terinfeksi HIV, perlu dilakukan tes HIV. Sampel darah atau urine akan diambil untuk diteliti di lab. Jenis skrining untuk mendeteksi HIV, antara lain: tes antibodi dan tes antigen.

Apabila skrining menunjukkan hasil positif, Anda perlu menjalani tes kedua untuk memastikan diagnosis. Tes kedua terdiri dari hitung sel CD4, pemeriksaan viral load, dan tes resistensi terhadap obat. Fungsinya untuk membantu dokter mengetahui tahap infeksi yang diderita dan menentukan pengobatan yang tepat.

Pengobatan HIV

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV dan AIDS. Akan tetapi, orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) bisa mengonsumsi obat ARV (antiretroviral virus) untuk mengendalikan perkembangan virus dan memperlambat perkembangan penyakit sehingga meningkatkan harapan hidup ODHA.

Penderita HIV perlu berbicara dengan dokter terkait efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat ARV.

Pencegahan HIV

Hingga saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi HIV. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV, antara lain:

  • Gunakan kondom baru tiap berhubungan intim
  • Hindari kebiasaan berganti-ganti pasangan seksual
  • Jangan pernah berbagi jarum atau alat suntik
  • Jangan menyentuh darah atau cairan tubuh orang lain
  • Beritahu pasangan bila Anda positif HIV agar ia segera menjalani tes HIV
Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

CDC. (2018). HIV Treatment.
Mayo Clinic. (2018). Diseases and Conditions. HIV/AIDS.
WHO. (2018). HIV/AIDS.


Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Penyakit Autoimun

Gangguan autoimun bisa terjadi pada bagian tubuh mana saja, termasuk saluran pencernaan, otak, Baca Selengkapnya...