saraf kejepit, linksehat, kavacare

Selasa, 21 Maret 2023

Saraf Kejepit: Gejala dan Penanganan yang Tepat

Rasa nyeri tiba-tiba saat beraktivitas, misalnya ketika membungkuk atau mencoba meraih benda lebih tinggi bisa jadi disebabkan oleh saraf kejepit. Kondisi ini bisa disebabkan berbagai hal dan butuh penanganan tepat agar tidak terus-menerus mengganggu saat beraktivitas.

Anda bisa berkonsultasi seputar perawatan saraf kejepit di rumah seperti fisioterapi bersama Kavacare. Hubungi Kavacare Support melalui Whatsapp di nomor 0811-1446-777 untuk telekonsultasi dengan dokter atau mendapatkan layanan homecare yang sesuai.

Apa Itu Saraf Kejepit?

Saraf kejepit adalah kondisi ketika saraf mendapat tekanan berlebih. Jaringan di sekitar saraf dapat menyebabkan tekanan di pangkal saraf kemudian menimbulkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan pada berbagai area tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut.

Kondisi ini bisa dialami siapa saja dan termasuk masalah kesehatan umum. Namun risiko saraf kejepit paling tinggi dialami mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi tulang dan sendi lansia yang lebih rentan mengalami masalah karena faktor usia, seperti arthritis dan degenerasi tulang.

Seringkali saraf kejepit terjadi di leher (cervical radiculopathy), punggung bagian atas (thoracic radiculopathy), atau punggung bawah (lumbar radiculopathy). Namun saraf kejepit juga bisa terjadi pada saraf-saraf di tangan, siku, dan pergelangan tangan.

Bagian-bagian tubuh yang paling sering terpengaruh saraf kejepit adalah:

●      Leher dan bahu

●      Punggung dan dada bagian atas

●      Lengan dan siku

●      Pergelangan tangan hingga jari-jari

●      Tungkai atas hingga bawah

Tanda-tanda Saraf Kejepit

Biasanya saraf kejepit menimbulkan nyeri, tergantung bagian-bagian mana yang terpengaruh. Misalnya jika terjadi di area leher, dapat menimbulkan rasa kaku serta nyeri dan mati rasa pada bahu hingga lengan. Saraf kejepit di area punggung bawah menimbulkan nyeri di punggung, panggul, bokong, hingga kaki. Saraf kejepit di area dada pun bisa menimbulkan nyeri.

Beberapa gejala saraf kejepit antara lain:

●      Mati rasa atau bagian tubuh yang terkait dengan saraf yang terjepit menjadi kebal terhadap rangsangan

●      Nyeri yang menusuk atau membakar, bisa terasa menyebar

●      Kesemutan (paresthesia)

●      Bagian yang terdampak mendadak lemas

●      Kaki atau tangan sering tidak bisa digerakkan

Tidak hanya saat beraktivitas, gejala-gejala tersebut bisa terasa memburuk saat tertidur.

Penyebab Saraf Kejepit

Banyak kasus saraf kejepit yang terjadi akibat pergeseran bantalan pada tulang punggung (herniated disc). Bergesernya bantalan tulang punggung ini dapat menekan saraf tulang belakang yang terhubung dengan kaki.

Hal-hal lain yang dapat menyebabkan saraf kejepit termasuk:

●      Peradangan pada sendi (rheumatoid arthritis), inflamasi tersebut bisa menyebabkan tekanan berlebih pada saraf-saraf di sekitar sendi

●      Proses penuaan yang menyebabkan menipisnya bantalan tulang punggung sehingga ruas-ruas tulang belakang semakin merapat dan bisa menekan saraf

●      Cedera olahraga, kecelakaan, atau salah posisi saat melakukan gerakan-gerakan tertentu (mengangkat, menarik, memutar)

●      Gerakan berulang yang dilakukan terus-menerus, contohnya gerakan mengetik yang menimbulkan tekanan pada pergelangan tangan

●      Penambahan berat badan, baik obesitas maupun kehamilan

●      Diabetes, di mana tingginya glukosa dalam darah bisa merusak saraf

Komplikasi Saraf Kejepit

Jika tidak ditangani dengan tepat, saraf kejepit dapat menyebabkan nyeri kronis bahkan kerusakan saraf permanen. Saat pembengkakkan di sekitar saraf terus memberikan tekanan dalam jangka waktu panjang, lapisan pelindung pada saraf dapat rusak, kemudian menimbulkan penumpukan cairan. Penumpukan cairan tersebut bisa menyebabkan bengkak, tambahan tekanan, hingga luka yang berisiko merusak saraf.

Pengobatan dan Penanganan Saraf Kejepit

Perawatan saraf kejepit yang paling sering direkomendasikan adalah meminimalisasi gerakan pada area yang terdampak. Biasanya dokter akan meminta pasien untuk menghentikan aktivitas-aktivitas yang mungkin memperburuk tekanan pada saraf.

Pasien mungkin akan dipasang penyangga khusus untuk mengurangi gerakan pada area terdampak. Namun tindakan ini tergantung posisi saraf yang terpengaruh. Misalnya jika pasien mengalami saraf kejepit di area pergelangan tangan atau carpal tunnel syndrome, biasanya dianjurkan untuk menggunakan splint atau bidai di siang dan malam hari untuk mencegah tekanan pada pergelangan tangan saat tidur.

Penanganan lain yang mungkin diberikan adalah:

1. Fisioterapi

Fisioterapi atau physical therapy dapat membantu pasien meringankan tekanan pada area saraf yang terdampak. Terapis biasanya akan mengajarkan beberapa gerakan khusus untuk menguatkan dan meregangkan otot-otot di sekitar saraf yang terjepit sehingga tekanan berkurang. Selain itu pasien akan diberi beberapa rekomendasi untuk mengubah cara beraktivitas untuk menghindari saraf kejepit semakin memburuk.

2. Pemberian Obat-obatan

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS/NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen sodium bisa diberikan untuk membantu meredakan nyeri. Obat jenis lain yang dapat diresepkan untuk meredakan nyeri saraf adalah antikejang seperti gabapentin. Sedangkan untuk mengurangi peradangan, pasien mungkin diberikan kortikosteroid secara oral atau injeksi.

3. Operasi

Jika setelah fisioterapi dan perawatan dengan obat-obatan selama beberapa minggu atau beberapa bulan, kondisi saraf kejepit tidak juga membaik, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan agar dilakukan tindakan bedah. Operasi saraf kejepit dilakukan untuk menghilangkan tekanan pada saraf.

Prosedur operasi yang mungkin dilakukan seperti mengangkat tulang yang tumbuh berlebih (osteofit) atau memotong sebagian bantalan ruas tulang belakang yang bergeser. Bisa juga dilakukan pemotongan ligamen untuk memberi ruang lebih pada saraf.

Pertanyaan Umum Seputar Saraf Kejepit

Apa Saja Pantangan saat Saraf Kejepit?

Beberapa kegiatan yang sebaiknya dihindari saat mengalami saraf kejepit adalah:

●      Olahraga berat, hindari olahraga yang menuntut banyak gerak, karena dapat memperburuk nyeri, dan gerakan-gerakan yang menambah beban pada tulang-tulang dan sendi Anda.

●      Mengangkat barang-barang berat, mengangkat barang berat membutuhkan tenaga lebih dari otot dan sendi. Ini bisa menghambat pemulihan saraf kejepit, terutama jika dilakukan dalam posisi yang salah

●      Gerakan tiba-tiba, melakukan gerakan mendadak dapat menimbulkan respons stres pada tubuh, sehingga otot dan saraf menjadi tegang

●      Menaiki wahana ekstrem, jenis wahana permainan seperti rollercoaster bisa menghentak dan mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba

●      Kurang gerak, jika kita diam dalam posisi yang lama sepanjang hari berisiko memperburuk kondisi saraf kejepit. Maka walau dianjurkan untuk beristirahat, sebaiknya kita tetap bergerak, misalnya berjalan kaki setiap satu jam sekali agar otot dan cairan tetap bergerak. Latihan otot mampu mengurangi risiko terjadinya kejadian saraf kejepit, otot yang kuat mampu menahan bobot tubuh dan mencegah beban kerja pada tulang.

●      Kurang tidur, agar saraf kejepit cepat sembuh, kita butuh cukup tidur. Tidur cukup dan berkualitas mampu membantu proses perbaikan sel-sel dalam tubuh.

Berapa Lama Saraf Kejepit Bisa Sembuh?

Umumnya saraf kejepit dapat sembuh dalam hitungan hari, paling lama sekitar 4 - 6 minggu. Nyeri saraf kejepit ini bisa dirasakan lebih lama. Jika saraf kejepit masih terasa sakit selama berminggu-minggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Namun berapa lama sembuhnya saraf kejepit tergantung secepat apa pasien mendapatkan penanganan, serta penyebab dari kondisi tersebut. Lamanya pemulihan juga tergantung pada area saraf yang terdampak.

Olahraga Apa yang Baik untuk Dilakukan ketika Saraf Kejepit?

Mengalami saraf kejepit perlu berhati-hati untuk melakukan aktivitas fisik, tetapi kita tetap perlu bergerak. Olahraga yang baik dilakukan misalnya perenganan ringan dan yoga. Kedua jenis olah fisik ini mungkin bisa mengurangi ketegangan dan tekanan pada saraf.

Lakukan peregangan dengan hati-hati untuk menghindari nyeri semakin memburuk. Selain itu jika saat berolahraga terasa tidak nyaman atau mulai nyeri, segera hentikan.

Apakah Saraf Kejepit Boleh Dipijat?

Walau banyak yang menganggap nyeri saraf kejepit bisa dihilangkan dengan pijat, tindakan ini tidak disarankan. Apalagi pijat dilakukan hingga timbul bunyi keras. Saraf kejepit yang dipijat berisiko menyebabkan tulang bergeser, sehingga memperburuk kondisi pasien. Cara paling aman adalah segera berkonsultasi dengan dokter saraf terdekat untuk mendapatkan penanganan tepat.

 

(Artikel ini telah direview oleh dr. Albert Novianto, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
  1. Pinched nerve. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pinched-nerve/symptoms-causes/syc-20354746 diakses 7 Januari 2023
  2. Pinched Nerves: Causes, Symptoms & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/6481-pinched-nerves diakses 7 Januari 2023
  3. Bolehkah Saraf Kejepit Diurut? https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/1378590-bolehkah-saraf-kejepit-diurut?page=all diakses 7 Januari 2023
  4. Pinched Nerve (Compressed Nerve): Symptoms, Causes, Treatment. https://www.webmd.com/pain-management/guide/compressed-nerves diakses 7 Januari 2023
  5. Don't Do These Things If You're Suffering from A Pinched Nerve. https://www.absoluteintegrativehealth.com/pinched-nerve-sufferer/ diakses 7 Januari 2023
  6. How Long Does A Pinched Nerve Last? Duration, Treatment & More. https://www.healthline.com/health/how-long-does-a-pinched-nerve-last diakses 7 Januari 2023
  7. Pinched nerve remedies: 10 ways to get relief. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320045#ten-home-remedies-for-a-pinched-nerve diakses 7 Januari 2023

Author Tim Kavacare Tim Kavacare
Reviewed by dr. Albert  Novianto dr. Albert Novianto

Nilai Artikel Ini