Sebelum Covid-19, Penyakit Ini Pernah Mewabah di Indonesia

Rabu, 27 Mei 2020

Sebelum Covid-19, Penyakit Ini Pernah Mewabah di Indonesia

Link Sehat - Sebelum pandemi COVID-19, Indonesia telah menghadapi wabah penyakit lain. Kenyataan ini menjadi angin segar di tengah semakin bertambahnya kasus positif Covid-19.

Dengan keberhasilan Indonesia menghadapi wabah terdahulu, harapannya, pandemi Covid-19 juga bisa teratasi dengan baik. Yang diperlukan adalah kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.

Wabah yang pernah terjadi di indonesia sebelum Covid-19

Berikut ini pandemi yang pernah terjadi di Indonesia dan upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasinya.

1. Cacar

Berasal dari “Isle de France”, pada tahun 1804 masuk ke Batavia. Pengembangan vaksinasi cacar telah dilakukan sejak tahun 1811 dan disempurnakan pada tahun 1926 oleh Dr. L. Otten. Tahun 1948, wabah cacar kembali melanda Indonesia. Upaya pencegahan penyakit terus dilakukan dengan pencacaran massal. Akhirnya pada tahun 1972, pemerintah Indonesia berhasil membasmi penyakit ini dan oleh WHO dinyatakan bebas cacar pada tahun 1974.

2. Malaria

Laveran pada tahun 1882 menemukanPlasmodium malariae sebagai penyakit malaria, dengan penularan melalui nyamuk. Upaya pemberantasan malaria sudah mulai dilakukan sejak tahun 1911 dengan pemantauan jenis nyamuk dan jentik, pencegahan berkembangnya jentik di sarang-sarang, pembunuhan nyamuk dewasa dengan asap, obat nyamuk, penggunaan kelambu/kasa nyamuk, serta pencegahan kontak antara manusia dan nyamuk.

Hingga saat ini malaria (terutama di wilayah endemis) menjadi momok bagi masyarakat sehingga upaya pencegahan perlu terus dilakukan.

3. Demam berdarah (DBD)

Demam berdarah banyak ditemukan di Indonesia dan di Asia Tenggara. Banyak dilaporkan kejadian epidemi penyakit ini, namun kasus pandemi terjadi pada 1998 dengan lebih dari 1,2 juta kasus yang dilaporkan ke WHO. Pada saat itu, setiap tahunnya terjadi 72.133 kasus dan 1.414 kematian dengan angka rata-rata kematian 2 persen.

Sama seperti malaria, demam berdarah juga masih menjadi momok bagi masyarakat, terutama di wilayah endemis. Maka itu, masyarakat perlu rutin melakukan pencegahan demam berdarah dengan 3M+, diantaranya:

  • Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air
  • Menggunakan obat nyamuk/obat anti nyamuk
  • Menggunakan kelambu saat tidur
  • Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk
  • Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah

Baca Juga: Bagaimana Gejala dan Cara Mengobati DBD?

4. Sampar (penyakit pes)

Kasus pertama terjadi di Malang pada Maret 1911 dan meluas ke daerah lain. Jalur penyebaran diduga melalui kapal yang mengangkut beras dan di atas kapal juga berkeliaran tikus-tikus yang terjangkit penyakit pes. Selama kurang lebih 40 tahun, penyakit ini telah menyerang 240 ribu orang di Pulau Jawa. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dilakukan dalam berbagai cara, termasuk vaksinasi dan “DDT Spraying”. Sejak tahun 1961, tidak ditemukan lagi kasus ini.

5. Penyakit kolera

Kolera mulai dikenal tahun 1821, saat itu sifatnya belum dikenali, tetapi vaksinasi massal dan penyuluhan kebersihan selalu diadakan saat wabah terjadi. Meskipun telah ditemukan vaksin, penyakit ini masih terus berjangkit di Indonesia hingga tahun 2003 dengan kejadian wabah terakhir pada tahun 1927 di Tanjung Priok.

6. Flu burung

Flu burung disebabkan oleh virus influenza tipe A (Varian H5N1). Laporan di Indonesia terjadi pertama kali pada Agustus 2003. Jalur transmisi melalui unggas ke unggas, unggas ke manusia, maupun melalui udara yang tercemar virus H5N1. Untuk mengatasi dampak akibat flu burung, Departemen Kesehatan Indonesia telah mengambil beberapa tindakan mulai dari investigasi para pekerja, penjual dan penjamah produk ayam pada beberapa daerah di Indonesia hingga meningkatkan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat agar tetap waspada dan tidak panik.

7. SARS (severe acute respiratory syndrome)

Kasus ini pada awalnya berasal dari Guangdong pada November 2002, April 2003, diketahui penyebabnya adalah coronavirus. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan saat itu dengan mengupayakan public awareness, pemantauan kasus secara epidemiologi berdasarkan informasi masyarakat, menyiapkan rumah sakit baik sarana maupun prasarana, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas. Di Indonesia, sejak 17 Maret – 10 April 2003, 24 orang dicurigai mengidap penyakit SARS. Dari jumlah tersebut, satu orang dinyatakan kasus, delapan orang dalam tahap observasi, dan sisanya dinyatakan negatif.

8. Spanish flu

Pandemi ini terjadi pada tahun 1918 – 1920, asal terjadinya pandemi ini tidak diketahui, namun menurut catatan sejarah, virus H1N1 sebagai penyebabnya masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang penumpang kapal dari Malaysia dan Singapura dan menyebar lewat Sumatera Utara.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan angka kematian mencapai 1,5 juta kasus. Namun, dengan adanya perhitungan yang baru, diperkirakan terdapat peningkatan angka kasus kematian menjadi 4,26 – 4,37 juta hanya di pulau Jawa.Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan, serta fokus yang terpecah terhadap penyakit lainnya juga menjadi masalah pada saat itu.

9. Flu babi (swine flu)

Terjadi pada tahun 2009, flu babi ditemukan pertama kali di Amerika Serikat dan disebabkan oleh virus influenza H1N1 jenis baru. Sehingga hal ini membuat vaksin influenza musiman A dan B yang tersedia tidak bermanfaat, dan untuk mencegah penyebaran virus baru ini diperlukan vaksin influenza A baru.

Selain berbagai pandemi yang pernah terjadi di Indonesia, penyakit-penyakit lain yang pernah menjadi wabah/endemi di negara Indonesia adalah HIV/AIDS, difteri, campak, tetanus, rabies, leptospirosis, tuberkulosis, polio, dan berbagai penyakit lainnya.

Jika Anda punya pertanyaan seputar COVID-19 atau penyakit lain, Konsultasi Dokter di Aplikasi Dokter Online LinkSehat. Download Sekarang.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

CDC. The Deadliest Flu: The Complete Story of the Discovery and Reconstruction of the 1918 Pandemic Virus.
Chandra S. 2013. Mortality Form The Influenza Pandemic of 1918-19 in Indonesia. Popul Stud (Camb).
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Influenza A Baru (H1N1).
Direktorat Jenderal PP & PL Depkes RI. 2007. Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia.
Samal J. A. 2014. Historical Exploration of Pandemics of Some Selected Diseases in the World.
World Health Organization. 2006. Indonesia Communicable Disease Profile.


Author dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Ini Perbedaan dan Efektivitas Rapid Test, Swab Antigen dan PCR

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai Rapid Test, Swab Antigen dan PCR beserta dengan perbedaan Baca Selengkapnya...

Mengenal Jenis Vaksin COVID-19 dan Efek Samping serta Efektivitasnya

Saat ini vaksin COVID-19 seperti Sinovac dan AstraZeneca sudah mulai diberikan kepada masyarakat Baca Selengkapnya...

Panduan Lengkap COVID-19: Pencegahan, Isolasi Mandiri hingga Pemulihan

Berikut panduan Covid-19 lengkap mulai dari pencegahan hingga pemulihannya untuk Anda ketahui.

Telemedicine dan Obat Gratis Isoman COVID-19 Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah resmi bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk Baca Selengkapnya...

Swab Test Sendiri: Apakah Aman?

Swab antigen dan PCR diperllukan untuk deteksi Covid-19. Apakah swab test sendiri diperbolehkan? Ini Baca Selengkapnya...