Anemia Hemolitik

Jumat, 08 November 2019

Anemia Hemolitik

LinkSehat - Sel darah merah normalnya dapat hidup 120 hari, kemudian pecah dan didaur dari tubuh. anemia hemolitik terjadi ketika produksi sel darah merah dari sumsum tulang tidak dapat mengimbangi jumlah sel darah merah yang pecah, sehingga lama kelamaan jumlah darah merah makin berkurang.

Gejala dari anemia hemolitik

Gejala anemia hemolitik meliputi:

  • Napas cepat, berdebar-debar
  • Cepat lelah
  • Tubuh lemah
  • Warna urine menjadi pekat
  • Warna kulit lebih gelap
  • Perut membesar akibat pembesaran limpa dan hati

Pada kondisi yang berat, kelainan anemia hemolitik dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah, berakibat pada luka yang sulit sembuh, bengkak, dan pegal.

Salah satu hasil pemecahan sel darah merah adalah zat empedu (bilirubin). Hemolitik (pecahnya sel darah merah) yang terjadi secara terus menerus juga dapat menyebabkan zat empedu ini menumpuk dan berujung pada penyakit batu kandung empedu. Apabila terjadi, kondisi ini ditandai dengan nyeri perut kanan atas yang disertai infeksi saluran kandung empedu dan kuning.

Jangan ragu untuk Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika Anda mengalami gejala di atas. Download Sekarang.

Penyebab anemia hemolitik

Pecahnya sel darah merah disebabkan karena banyak faktor:

  • Kelainan enzim darah merah
  • Kelainan hemoglobin
  • Organ limpa yang besar
  • Gangguan autoimun
  • Infeksi penyakit
  • Efek samping konsumsi obat atau pasca operasi katup jantung

Diagnosis anemia hemolitik

Pertama-tama pemeriksaan darah untuk melihat jumlah masing-masing komponen darah dan bentuk sel darah merah. Selanjutnya, kadar bilirubin darah dan pemeriksaan darah lainnya dilakukan untuk menegakkan penyebab pecahnya sel darah merah.

Pengobatan anemia hemolitik

Secara umum, anemia hemolitik diatasi dengan transfusi darah dan obat-obatan untuk membuang zat besi yang menumpuk di dalam darah. Sebab, kelebihan zat besi akan mengendap di jantung atau organ-organ lainnya hingga menurunkan fungsi organ tersebut.

Penderita anemia hemolitik juga dianjurkan mengonsumsi suplemen asam folat untuk membantu pembentukan sel darah merah.

Pengobatan lainnya disesuaikan dengan penyebab anemia hemolitik, yaitu:

  • Jika penyebab utama anemia hemolitik adalah pembesaran limpa, dokter akan menyarankan operasi untuk mengangkat limpa.
  • Jika penyebab anemia hemolitik adalah obat-obatan, disarankan untuk berkonsultasi ulang ke dokter untuk penghentian obat dan penggantian obat dengan obat lain.
  • Jika kelainan darah bersifat seumur hidup, transfusi darah dan obat-obatan juga akan diberikan seumur hidup untuk membuang zat besi yang berlebih.

Pencegahan anemia hemolitik

Sebagian besar penyebab anemia hemolitik tidak dapat dicegah, terutama akibat kelainan enzim, gangguan autoimun, dan kelainan bentuk darah. Namun, risiko komplikasi dapat dihindari dengan mencegah infeksi dan kondisi, serta menghentikan konsumsi obat tertentu yang memicu pecahnya sel darah merah.

Anemia hemolitik yang dapat dicegah adalah akibat transfusi darah, melalui metodecross-matching sebelum komponen darah ditransfusikan.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

Healthline. (2019). Hemolytic anemia: what it is and how to treat it.
Medscape. (2019). Hemolytic Anemia.


Author dr. Felicia Gunawan dr. Felicia Gunawan
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Anemia Saat Hamil

Anemia termasuk kondisi yang membuat para ibu hamil khawatir. Kondisi ini tidak hanya berpengaruh Baca Selengkapnya...

Anemia Defisiensi Besi

Meski umumnya diobati dengan tablet suplemen zat besi, sebaiknya penanganan anemia defisiensi besi Baca Selengkapnya...

Anemia Defisiensi Vitamin B12

Gejala khas anemia defisiensi vitamin B12 berupa lemas, nyeri lidah, dan kesemutan.