Distonia

Jumat, 16 Oktober 2020

Distonia

LinkSehat - Distonia adalah suatu kelainan gerak dimana otot-otot mengalami kontraksi dengan sendirinya tanpa dapat dikendalikan, menyebabkan terjadinya gerakan yang tiba-tiba, berulang-ulang, dan membuat postur tubuh terganggu.

Kondisi ini dapat terjadi pada satu bagian tubuh (distonia fokal), dua atau lebih anggota tubuh yang berdekatan (distonia segmental), dan seluruh bagian tubuh (distonia umum). Distonia dapat mengenai sekitar 1% dari sebuah populasi dan wanita lebih rentan untuk terkena daripada pria.

Gejala atau tanda distonia

Gejala dan tanda distonia dapat berbeda-beda pada tiap orang. Kontraksi otot yang dirasakan diantaranya:

  • Dapat dimulai dari satu area, contohnya pada kaki, leher, atau tangan (distonia fokal). Seiring berjalannya waktu dapat dirasakan pada daerah lain.
  • Dapat terjadi pada saat melakukan aktivitas yang spesifik, contohnya terjadi pada saat menulis menggunakan tangan.
  • Dapat bertambah buruk dengan adanya stres, rasa lelah, atau cemas.

Beberapa area pada tubuh yang sering terkena adalah:

  • Leher (distonia servikal). Kontraksi pada daerah ini menyebabkan kepala bergerak ke salah satu sisi atau tertarik ke depan atau belakang, terkadang menyebabkan rasa sakit.
  • Kelopak mata. Kontraksi pada otot di kelopak mata menyebabkan mata berkedip dengan cepat dan tidak dapat dikendalikan. Terkadang sampai menyebabkan mata tertutup (blepharospasme) dan sulit untuk melihat. Kontraksi yang dirasakan tidak menimbulkan rasa sakit, namun kadang dapat menimbulkan mata terasa kering.
  • Rahang atau lidah (distonia oromandibular). Pada distonia ini mungkin Anda akan kesulitan untuk berbicara dengan jelas, menutup mulut, dan mengunyah atau menelan makanan. Jika mulut sulit untuk ditutup, maka air liur dapat keluar tidak terkendali (drooling).
  • Pita suara (distonia spasmodik). Anda mungkin akan mengeluarkan suara seperti berbisik akibat distonia ini.
  • Tangan. Distonia dapat terjadi pada saat melakukan aktivitas yang spesifik, seperti saat menulis (writer’s dystonia) atau saat bermain alat music tertentu (musician’s dystonia).

Dokter spesialis untuk distonia

Jika Anda telah didiagnosis dengan distonia, dokter Anda mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis saraf atau dokter spesialis rehabilitasi medik. Selain itu, bantuan dari terapis yang membantu proses rehabilitasi juga dibutuhkan untuk menangani kasus distonia ini. Untuk buat janji bertemu atau Konsultasi Dokter Online, gunakan aplikasi LinkSehat. Download Sekarang.

Kapan harus konsultasi ke dokter?

Jika Anda atau anggota keluarga Anda mengalami gejala distonia, berkonsultasilah dengan dokter spesialis yang berpengalaman untuk mendapatkan penanganan yang efektif.

Biaya berobat distonia

Biaya pengobatan distonia tergantung pada kondisi pasien, jenis tindakan medis yang dilakukan serta pilihan rumah sakit yang dapat dituju. Untuk perkiraan biaya pengobatan distonia di dalam atau luar negeri, hubungi Medical Consultant LinkSehat melalui WhatsApp 0857 8000 8707 atau isi formulir konsultasi gratis di sini

Penyebab distonia

Penyebab pasti distonia tidak diketahui. Namun, distonia dapat terjadi akibat terganggunya komunikasi antar sel-sel saraf pada beberapa bagian di dalam otak. Beberapa bentuk distonia juga dapat diturunkan, namun gejala distonia yang dirasakan dapat berbeda-beda pada setiap orang dalam satu keluarga.

Perlu diketahui bahwa terkadang distonia merupakan gejala dari penyakit lain yang sudah ada, seperti:

  • Parkinson’s disease
  • Huntington’s disease
  • Wilson’s disease
  • Trauma kepala
  • Trauma saat proses kelahiran
  • Stroke
  • Tumor otak atau kelainan lain yang terjadi pada orang dengan kanker
  • Infeksi, seperti infeksi tuberkulosis pada cairan otak
  • Reaksi terhadap beberapa pengobatan khusus.

Diagnosis distonia

Untuk mendiagnosis distonia, dokter akan melakukan wawancara secara rinci mengenai keluhan atau gejala yang dirasakan dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain itu, untuk menentukan penyebab dari gejala yang dirasakan, dokter Anda mungkin melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti:

  • Tes darah atau urin rutin.
  • MRI atau CT scan untuk melihat apakah terdapat kelainan pada otak seperti tumor atau stroke.
  • Electromyography (EMG) untuk melihat aktifitas elektrik di dalam otot.
  • Tes genetik untuk melihat apakah terdapat distonia yang diturunkan.

Cara mengobati distonia

Pengobatan distonia dapat berupa kombinasi dari obat-obatan, terapi dan tindakan operasi. Dokter Anda akan menentukan pengobatan Anda berdasarkan gejala dan tingkat keparahan distonia.

1. Obat-obatan

Beberapa obat-obatan dapat diberikan untuk mengurangi gejala distonia yang dirasakan. Pengobatan paling umum adalah suntikan botulinum toxin ke dalam otot-otot tertentu untuk mengurangi kontraksi. Suntikan ini biasanya diulang setiap tiga sampai empat bulan.

Efek samping dari suntikan yang dirasakan bersifat ringan dan hanya sementara, yaitu rasa lemah pada otot, mulut kering dan perubahan pada suara. Selain itu, terdapat obat-obatan lain yang dapat membantu mengurangi gejala distonia. Berkonsultasilah dengan dokter Anda untuk mendapatkan penjelasan mengenai pengobatan ini dengan lebih lengkap.

2. Terapi

Selain obat-obatan, beberapa terapi dibutuhkan untuk membantu penyembuhan distonia seperti terapi fisik/okupasi, terapi bicara, atau peregangan (stretching) untuk mengurangi rasa nyeri.

3. Operasi

Jika gejala distonia berat, maka dokter akan merekomendasikan tindakan operasi:

●       Deep brain stimulation (DBS) yaitu operasi untuk memasukkan elektroda ke dalam bagian tertentu di otak. Elektroda ini akan mengeluarkan sinyal elektrik untuk mengatur kontraksi otot-otot di otak.

●       Selective denervation surgery yaitu operasi untuk memotong saraf yang menyebabkan kontraksi otot-otot. Operasi ini disarankan pada kasus distonia yang tidak membaik oleh obat-obatan atau terapi lain.

Bisakah distonia disembuhkan?

Distonia tidak dapat disembuhkan. Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah distonia atau mengurangi gejala distonia yang dirasakan.

Berapa lama waktu untuk sembuh dari distonia?

Distonia tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya dapat dikurangi dengan beberapa pengobatan. Waktu untuk pemulihan sangat tergantung pada kondisi kesehatan pasien, kepatuhan menjalani pengobatan dan gaya hidup pasien. Namun efek dari pengobatan baru dapat dirasakan antara 2 minggu sampai 3 atau 4 bulan setelah pengobatan pertama. 

Cara mencegah distonia

Tidak ada cara pasti untuk mencegah distonia atau memperlambat kemajuan penyakit ini. Namun terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk menghilangkan atau mengurangi gejala yang dirasakan.

Cara merawat pasien distonia di rumah

Merawat penderita distonia di rumah merupakan sebuah tantangan. Beberapa hal ini dapat dilakukan di rumah: 

  • Menyentuh bagian tubuh tertentu yang terus berkontraksi.
  • Menaruh benda yang panas (bantal panas) atau dingin (handuk yang dicelupkan ke dalam air es) untuk mengurangi nyeri otot yang dirasakan.
  • Mengatur stres atau emosi. Gejala distonia yang menyebabkan otot bergerak tiba-tiba dan terus menerus tanpa dapat dikontrol mungkin akan menyebabkan seseorang mengalami stres. Maka dari itu, komunitas yang sehat dan mendukung Anda sangat dibutuhkan. Carilah komunitas yang dapat berkata-kata positif dan membangun Anda.
  • Latihan bermeditasi atau menarik nafas dalam.
  • Berolahraga dengan rutin. Olahraga yang membuat tubuh lebih tenang seperti yoga disarankan untuk membantu mengurangi kontraksi otot.
  • Cukup beristirahat dan memiliki tidur yang berkualitas.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)
Author dr. Nathania Tjuwatja dr. Nathania Tjuwatja
Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Frozen Shoulder, Kondisi Nyeri dan Kaku Bahu

Frozen shoulder tidak boleh dianggap sepele karena bisa mengganggu aktivitas Anda, termasuk saat Baca Selengkapnya...

Dislokasi Sendi

Seluruh sendi pada tubuh dapat mengalami dislokasi, tetapi paling sering terjadi pada sendi bahu, Baca Selengkapnya...

Arthritis (Radang Sendi)

Radang sendi banyak dialami orang berusia 65 tahun atau lebih (lansia).

Sindrom Tourrete

Sindrom tourrete adalah sebuah kelainan sistem saraf yang ditandai dengan munculnya gerakan atau Baca Selengkapnya...