Kanker Kolorektal

Jumat, 28 Februari 2020

Kanker Kolorektal

Link Sehat- Kanker kolorektal adalah kanker yang berada di usus besar (kolon) atau bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker ini bermula dari gumpalan daging yang berukuran kecil (disebut polip), namun seiring waktu, sebagian polip dapat berubah menjadi kanker kolon atau rektum, yang kemudian dapat menyebar ke kolorektal.

Polip yang kecil jarang menimbulkan gejala. Karena itu dokter akan menyarankan skrining rutin untuk diagnosis dini kanker kolorektal dan mengambil polip sebelum berubah menjadi ganas.

Gejala kanker kolorektal

Stadium awal kanker kolorektal jarang menimbulkan gejala. Gejala mulai muncul ketika kanker semakin berkembang, meliputi:

  • Perubahan pola buang air besar (diare/konstipasi)
  • Muncul darah pada feses
  • Nyeri perut seperti kram/kembung
  • Mudah lelah
  • Penurunan berat badan tanpa sebab

Gejala yang muncul beragam, tergantung dari besarnya tumor dan lokasi. Jika kanker sudah menyebar ke organ lain, maka gejala juga bertambah sesuai dengan lokasi penyebaran.

Anda disarankan untuk segera Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat jika mengalami gejala di atas. Download Sekarang. Hubungi Medical Consultant LinkSehat melalui WhatsApp 0857 8000 8707 atau isi formulir konsultasi gratis di sini untuk mendapatkan rekomendasi dokter/RS, estimasi biaya perawatan, serta mengetahui RS mana saja yang memiliki layanan pengobatan kanker terbaik.

Penyebab kanker kolorektal

Kanker kolorektal disebabkan karena tidak terkendalinya pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kanker. Umumnya, kanker kolorektal berasal dari tumor non-kanker yang disebut sebagai polip adenomatous, kemudian berkembang menjadi kanker kolon atau rektum.

Jika sudah menyebar ke organ lainnya dan masuk ke pembuluh darah, sel kanker sudah memasuki stadium lanjut (fase metastasis). Pada kondisi ini kanker lebih sulit untuk disembuhkan.

Anda berisiko tinggi mengalami kanker kolorektal jika:

  • Berusia lebih dari 50 tahun.
  • Ada riwayat keluarga dengan kanker kolorektal.
  • Memiliki polip, terutama jika ukurannya lebih dari 1 cm dan berjumlah lebih dari 2. Adanya riwayat polip displasia juga meningkatkan risiko Anda terkena kanker kolorektal.
  • Menerapkan gaya hidup kurang sehat, seperti merokok, jarang/tidak pernah berolahraga, kurang mengonsumsi makanan berserat (terutama buah dan sayuran), serta banyak mengonsumsi daging merah, daging olahan, lemak jenuh, dan alkohol.
  • Menderita kanker jenis tertentu dan sedang menjalani radioterapi, serta penyakit lain seperti diabetes,inflammatory bowel disease, dan gangguan hormon.

Diagnosis kanker kolorektal

Diagnosis kanker kolorektal dapat ditegakkan setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang lengkap. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah kolonoskopi (dokter memasukkan selang panjang fleksibel melalui lubang anus untuk melihat bagian dalam kolon).

Sebelum dilakukan kolonoskopi, Anda akan diberikan makanan khusus dan obat pelancar buang air besar selama 24-48 jam untuk membersihkan usus. Jika ditemukan adanya polip pada kolon, maka dokter akan mengambil sampel untuk menentukan tingkat keganasan penyakit.

Pemeriksaan lainnya yaitudouble contrast barium enema. Pemeriksaan ini menggunakan X-ray atau foto Rontgen, tetapi Anda akan diminta meminum cairan kontras (barium). Selain itu dokter juga akan memasukkan cairan yang mengandung barium menuju kolon melalui anus. Hasilnya, dalam foto tersebut, kontras barium akan mewarnai saluran cerna sehingga tumor atau polip dapat terlihat jika ada.

Setelah menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan penentuan tingkat keparahan penyakit (staging). Pemeriksaan lanjutan berguna untuk melihat sejauh mana kanker sudah menyebar.

Pengobatan kanker kolorektal

Pengobatan kanker sangat tergantung pada ukuran, lokasi, staging dan kondisi pasien. Namun umumnya, kanker kolorektal diobati dengan polipektomi (prosedur pengangkatan polip), reseksi mukosa endoskopi dan operasi laparoskopi. Jika tumor sudah besar, operasi yang dilakukan yaitu partial colectomy(pemotongan usus besar sebagian), pembuatan stoma (feses akan keluar lewat lubang atau stoma di perut) dan pengangkatan kelenjar getah bening.

Jika sudah tahap lanjut, operasi hanya untuk meringankan gejala, biasanya dikombinasikan antara operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi target, terapi imun, dan terapi suportif/paliatif.

Pencegahan kanker kolorektal

Pencegahan kanker kolorektal masih belum diketahui secara pasti. Yang dapat Anda lakukan adalah menghindari faktor risiko, yakni dengan:

  • Menjaga berat badan tetap ideal sesuai indeks massa tubuh
  • Olahraga yang cukup, disarankan 30 menit per hari, atau total 150 menit per minggu
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat
  • Batasi konsumsi lemak jenuh dan daging merah
  • Tidak merokok dan batasi konsumsi alkohol

Melakukan skrining rutin feses tiap 2 tahun(fecal occult blood test,stool DNA test) dan kolonoskopi tiap 10 tahun.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

Mayoclinic. (2019). Colon cancer.
Medicalnewstoday. (2019).Everything you need to know about colon cancer.


Author dr. Kezia Christy dr. Kezia Christy
Reviewed by dr. Winner NG dr. Winner NG

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Kanker Kolon

Jika ukurannya cukup besar, keberadaan tumor di usus besar (kolon) dapat diketahui keberadaannya Baca Selengkapnya...

Berbagai Pilihan Pengobatan Kanker

Bersama dengan dokter, Anda dapat menimbang manfaat dan risiko dari setiap pilihan perawatan kanker.

Kanker Nasofaring

Pada tahap awal, kanker nasofaring seringkali tidak bergejala sehingga sulit dideteksi. Gejala Baca Selengkapnya...

Kanker Pankreas

Gejala kanker pankreas biasanya timbul setelah kanker memasuki stadium lanjut, meliputi.