Tetanus

Senin, 07 September 2020

Tetanus

LinkSehat - Tetanus adalah penyakit infeksi akibat paparan toksin (zat beracun dan berbahaya) yang diproduksi oleh bakteri Clostridium tetani.Bakteri tersebut menyerang sistem saraf sehingga menyebabkan kontraksi otot berlebih yang tidak diinginkan dan nyeri, terutama pada otot rahang dan leher, biasa disebutlockjaw (rahang terkunci).

Sebagian besar kasus tetanus terjadi pada orang yang tidak pernah melakukan vaksinasi sama sekali atau pengulangan. Perlu diketahui bahwa tetanus bukanlah penyakit yang dapat menular dari satu orang ke orang lain.

Gejala tetanus

Gejala tetanus mulai timbul sejak beberapa hari terinfeksi hingga 21 hari kemudian, rata-rata sudah terlihat dalam 7-10 hari setelah terinfeksi. Gejala awal yang paling sering adalah rahang terkunci(lockjaw). Tanda dan gejala tetanus lainnya, antara lain:

  • Kesulitan menelan
  • Sakit kepala
  • Kejang
  • Demam dan berkeringat
  • Tekanan darah meningkat dan denyut jantung menjadi cepat
  • Kontraksi tiba-tiba yang tidak diinginkan (involunter), terutama di otot perut, otot punggung, tangan dan kaki

Anda disarankan untuk Konsultasi Dokter Online di aplikasi LinkSehat. Download Sekarang. Terlebih jika Anda tidak pernah melakukan vaksinasi tetanus atau pengulangan (booster) dalam 10 tahun terakhir. Anjuran ini juga berlaku untuk Anda yang memiliki luka dalam dan kotor, tetapi belum pernah melakukan vaksinasi tetanus ulang dalam 5 tahun terakhir.

Penyebab tetanus

Penyebab penyakit tetanus adalah toksin (racun) dari bakteriClostridium tetani yang terdapat di tanah, debu, kotoran binatang, abu, dan barang-barang yang berkarat (seperti paku, kawat). Bakteri ini tahan panas dantidak mati dengan antiseptik, bahkan dapat berkembang biak pada kondisi tanpa oksigen (misalnya pada luka yang dalam).

Toksin yang diproduksiClostridium tetaniakan menempel pada saraf otot dan menyebabkan kontraksi berlebih yang tidak dapat dikendalikan. Keadaan inilah yang menyebabkan berbagai gejala pada tetanus, hingga kematian.

Anda berisiko tinggi terinfeksi tetanus jika:

  • Tidak melakukan vaksinasi tetanus
  • Tidak melakukan booster vaksin sesuai jadwal
  • Tidak merawat luka dengan benar (misalnya, luka tembak, luka tusuk, luka bakar, patah tulang terbuka, luka operasi, gigitan binatang, luka kaki terinfeksi, infeksi gigi, bekas suntikan, luka yang terkontaminasi kotoran/tanah, serta infeksi tali pusat pada bayi baru lahir dari ibu yang tidak melengkapi vaksin tetanus.

Diagnosis tetanus

Diagnosis dilakukan dengan melihat gejala yang timbul. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengatakan bahwa penderita tetanus tidak perlu melakukan konfirmasi diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium.

Selain diagnosis dari gejala, dokter juga akan menanyakan mengenai riwayat vaksin tetanus, dan pemeriksaan luka.

Pengobatan tetanus

Tetanus dapat disembuhkan, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama. Sangat disarankan untuk mencegah tetanus dengan vaksinasi sesuai rekomendasi yang ada.

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi tetanus:

  • Rawat di Rumah Sakit
  • Pemberian obat untuk mengendalikan kaku / kejang (spasme) pada otot
  • Pemberian obat untuk mengendalikan proses infeksi
  • Vaksinasi tetanus
  • Terapi pada luka secara agresif. Pembersihan luka dapat dilakukan dengan tindakan pembedahan minor supaya dapat membersihkan luka yang dalam hingga ke dasarnya.
  • Suntikan immunoglobulin tetanus (TIG-Tetanus immune globulin). TIG adalah antibodi yang dapat menetralisir toksin penyebab tetanus. Perlu diingat TIG hanya dapat menetralisir toksin bebas yang belum menempel pada saraf. Hingga saat ini, belum ada obat untuk menetralisir toksin yang sudah menempel pada saraf.
  • Pemasangan mesin bantu nafas/ventilator akan dilakukan jika penderita tetanus mengalami gejala sesak napas

Apabila tidak segera ditangani, tetanus dapat menimbulkan komplikasi berupaspasme pita suara secarainvolunter/tidak dikehendaki (laringospasme), patah tulang karenaspasmeotot yang berlebih, tertular infeksi di Rumah Sakit karena rawat inap dalam waktu lama (hospital-acquired infection), emboli paru, pneumonia, kesulitan bernapas, hingga kematian.

Pencegahan tetanus

Satu-satunya cara mencegah terjadinya tetanus adalah dengan vaksinasi dan pengulangan vaksin/booster sesuai waktu yang direkomendasikan. Sebaiknyabooster vaksin dewasa dilakukan 10 tahun sekali.

Pada bayi dan anak-anak, jadwal pemberian vaksin disarankan mengikuti rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun 2017, yaitu:

  • 1x pada usia 2 bulan
  • 1x pada usia 3 bulan
  • 1x pada usia 4 bulan

Booster dilakukan pada:

  • 1x pada usia 18 bulan
  • 1x pada usia 5 tahun
  • 1x pada usia 10-12 tahun

Saat ini, program pemerintah bagi ibu hamil sudah mencakup vaksin tetanus dan dapat dijangkau di fasilitas kesehatan terdekat. Jika Anda sedang hamil, sebaiknya kontrol rutin ke dokter. Sedangkan bagi Anda yang memiliki luka yang berisiko tetanus, sebaiknya segera ke Rumah Sakit. Luka akan segera dibersihkan dengan baik dan Anda akan menerima vaksin/antitoksin.

Medical Assistance kami siap bantu:
  • Booking tes COVID-19
  • Rekomendasi dokter atau RS
  • Buat janji dokter penyakit kronis
  • Buat janji dokter di luar negeri
  • Hitung estimasi biaya berobat
  • Mencari paket check up & bayi tabung (IVF)

CDC. 2019. Tetanus.Tetanus | About Tetanus Disease | Lockjaw.
IDAI. 2017. Jadwal imunisasi.Jadwal Imunisasi 2017.
Mayo Clinic. 2019. Tetanus.Tetanus - Symptoms and causes.
Medscape. 2019. What is the role of tetanus immune globulin (TIG) in the treatment of tetanus (lockjaw)?What is the role of tetanus immune globulin (TIG) in the treatment of tetanus (lockjaw)?.
NHS. 2020. Tetanus.Tetanus - NHS.
WHO. Tetanus.Tetanus.


Author dr. Felicia Gunawan dr. Felicia Gunawan
Reviewed by dr. Edwin Jonathan dr. Edwin Jonathan

Nilai Artikel Ini

Artikel Terkait

Pentingnya Imunisasi bagi Anak

Imunisasi bukan hanya untuk menjaga kesehatan Si Kecil, melainkan juga kesehatan orang lain di Baca Selengkapnya...

Demam

Untuk mengetahui Anda demam atau tidak, perlu dilakukan pengukuran suhu tubuh menggunakan Baca Selengkapnya...

Disfagia, Kondisi Sulit Menelan

Disfagia membuat proses penyaluran makanan/minuman dari mulut ke lambung lebih sulit karena butuh Baca Selengkapnya...